SARAPAN ES KRIM BISA MEMBUAT OTAK ANDA LEBIH CERDAS

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - KESEHATAN
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - FABRICATED CONTENT
KANAL ADUAN
FACEBOOK
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Tommy Sutami
DILIHAT
217 KALI

Kamis, 02 Mei 2019

[MISINFORMASI]
Telah beredar informasi mengenai manfaat sarapan es krim yang dapat membuat otak lebih cerdas. Informasi tersebut berasal dari hasil penelitian Profesor Yoshihiko Koga (Koga) dari Kyorin University di Tokyo.
Setelah ditelusuri, faktanya informasi tersebut keliru.
.
[PENJELASAN]
Klaim sarapan es krim dapat membuat otak Anda menjadi cerdas ternyata daur ulang dari berita tahun 2016, diinvestigasi oleh Business Insider. Penulis dengan tegas mengatakan “tolong berhenti menyuruh orang lain makan es krim untuk sarapan.” Klaim itu disebarkan oleh banyak outlet berita online ternama dunia, tetapi semua berita berkiblat tunggal ke situs Excite.co.jp (artikel sudah dihapus).
Informasi ini sangat penting, terutama untuk jurnalis yang menyebarkannya. Jurnalis yang mewartakannya seperti biasa hanya menerjemahkan dari artikel web luar, tanpa pernah mencoba mencari jurnal study yang dimaksud. Jurnalisme modern seperti latah ketika ada kabar sensasional dengan nilai berita tinggi. Ketika banyak berita online besar dunia mewartakannya, langsung mengetuk palu dipastikan itu benar, sungguh miris!
Saya mencoba menjelajah arsip internet untuk mencari tautan study yang dimaksud, tidak ditemukan jurnal apapun terkait dengan es krim, kecerdasan dan Profesor Yoshihiko Koga. Menurut Excite, Koga menemukan bahwa orang yang sarapan es krim memiliki waktu respons lebih cepat dan aktivitas gelombang otak lebih banyak daripada mereka yang tidak sarapan es krim
Excite menyebutkan bahwa penelitian ini dilakukan bekerjasama dengan perusahaan permen yang tidak disebutkan namanya. Apakah Anda mulai curiga? Pemaparan Excite tidak menampilkan tautan hasil study yang dimaksud. Bagaimana bisa saya percaya sebuah berita sains hanya dari warta media, tanpa ada jurnal resminya. Seandainya pun ada jurnal resminya, penelitian tunggal yang bekerjasama dengan sebuah perusahaan komersil, sangat riskan digunakan untuk kepentingan marketing.
.
[SUMBER KLARIFIKASI]
https://bit.ly/2UZC9WK
https://bit.ly/2vrRiR6